16 October 2006

Analisa Teknis atas Kekerasan Sebuah Pukulan

Tanggal 18 Oktober 2006 mendatang, The National Geographic Channel di Sky, akan menyiarkan mengenai apa yang disebut sebagai “Fight Sciences”.

Sebuah koran di Inggris kemudian menyarikan hal tersebut seperti apa yang saya tulis berikut ini.
Seorang jago ilmu beladiri disuruh memukul tumpukan 13 concrete slabs yang masing-masing nya mempunyai ketebalan 8cm. Dan sang jagoan berhasil memang menghancurkan ke-13 beton slab tersebut.

Setelah dihitung, ternyata Jawara tadi menghantam tumpukan beton slab setinggi 104 cm tadi dengan gaya lebih dari 900 kgf. Hal ini sama saja dengan menabarakkan mobil pada sebuah tembok pada kecepatan 56 km/jam.
Pertanyaanya lagi: Kenapa kok tangan yang menghantaam Beton tadi nggak patah?
Penjelasannya begini:

Tulang manusia tak ubahnya seperti sebuah sedotan yang sering dipakai buat minum teh botol - Kuat karena adanya rongga ditengah-tengahnya, tapi lemah jika dibengkokkan.

Tulang itu sendiri kan terbuat dari struktur calcium yang juga disebut “trabeculae” (a small bar, rod, bundle of fibers, or septal membrane in the framework of a body organ or part).

Latihan fisik dan latihan karate yang keras merobah kekuatan tulang. Tulang yang terus menerus diberi beban kejut atau dihantam setiap hari, menyebabkan si Tulang tadi membuat banyak Trabeculae, sehingga semakin banyak trabeculae maka tulang tadi akan menjadi semakin padat, keras dan tahan lama.

Untuk menge-test theory tersebut, Crew TV dari National Geography menempatkan alat sensor pada tubuh beberapa orang dari beebrapa jenis Ahli Beladiri yang berbeda.

Para jagoan beladiri tersebut disuruh melakuka gerakan menyerang sebuah benda yang dijadikan sebagai “crush-test-dummy”. Semua gerakan tersebut direkam oleh 32 kamera yang akan merekam setiap detil gerakan mereka.

Hasil rekaman kamera tersebut beserta image 3D dari komputer dianalisa oleh para ahli untuk mengetahui secara sangat akurat apa yang terjadi didalam tubuhnya dan melihat apa efek yang terlihat pada tubuh mereka ketika melakukan gerakan tadi.

Informasi yang banyak diambil adalah dalam gerakan MENINJU (punching).
Petinju misalnya, ketika melepaskan sebuah pukulan, ternyata permulaan gerakan adalah dari kaki, bukan dari lengan atau tangan.

Rahasianya adalah “kinetic linking” yaitu aliran energi yang mengalir dengan sempurna didalam tubuh. Sebelum pukulan dilontarkan, kaki si petinju yang menahan ke bumi, mengirimkan energi melalui kaki, paha, dan kemudian menuju ke punggung, dada dan otot bahu.

Energi yang dihasilkan adalah berlipat ganda sampai mencapai lengan, kemudian mencapai kepalan dan akhirnya mendarat di wajah sang lawan.

Hasil yang didapat dari penelitian itu adalah:

PUKULAN
Seorang petinju asal USA, Steve Petramale, melontarkan pukulan yang mampu menghasilkan gaya sebesar 455 kgf, atau ibaratnya di hajar dimukaoleh Sledgehammer (palu besar)
Kungfu master, Alex Huynh melepaskan pukulan yang mempunyai kecepatan sebesae 12 meter/second. Hal ini 4 kali lebih cepat dari patukan ular.

TENDANGAN:
Tendangan Samping Karateka bisa menghasilkan gaya 400 kgf, yang mampu mematahkan tulang iga serta merusak organ tubuh didalamnya.

SERANGAN LUTUT THAI-BOXING
Jika anda menonton pertandingan Thai-Boxing, maka ketika si Muay Thai melepaskan serangan menggunakan dengkul, maka kekuatannya bisa sama dengan kekuatan yang dihasilkan oleh mobil berkecepatan 56 km/jam ditabrakkan ke dinding. Itulah gaya yang diterima oleh si lawan jika menahan serangan dengkul tersebut.

REAKSI:
Seorang jago Taekwondo, Bren Foster, dapat ber-reaksi atas sebuah “stimulus” yang diberikan kepadanya dalam waktu 0.18 detik. Hal ini adalah 2 kali lebih cepat dari kedipan mata.

No comments: