30 October 2006

Afrika Menderita Pemanasan Global

BBCIndonesia.com Berita Dunia Afrika menderita pemanasan global



Badan lingkungan dan badan pembangunan Inggris mengatakan perubahan iklim sudah mulai memiliki dampak buruk di Afrika .

Oleh karenanya mereka meminta dunia maju harus berbuat sekarang untuk mengatasinya.
Badan-badan tersebut mengutip peringatan para ahli Badan Meteorologi Inggris yang mengatakan berdasarkan kecenderungan saat ini, kenaikan suhu di banyak negara Afrika akan dua kali lipat dari perkiraan suhu rata-rata global.

Pola kekeringan akan menjadi lebih buruk lagi demikian laporan tersebut. Benua Afrika setengah derajat Celcius lebih panas dibandingkan satu abad lalu. Andrew Simms dari New Economic Foundations yang turut serta mengkoordinasikan penelitian tersebut menggambarkan apa yang akan terjadi di Afrika.

"Pemanasan global dipastikan akan menimbulkan masalah yang lebih besar dibandingkan masalah yang sudah dihadapi Afrika."
"Tahun lalu saja, dua puluh lima juta di Sub Sahara Afrika mengalami krisis pangan."
"Dengan pemanasan global, wilayah-wilayah yang kering akan menjadi lebih kering dan lahan basah akan bertambah basah. Penduduk Afrika akan terperangkap di antara persoalan kekeringan dan banjir bandang." kata Andrew Simms.

Andrew Simms menambahkan perubahan iklim bisa menghapus dampak upaya baru-baru ini untuk mengentaskan kemiskinan di Afrika.

"Selama sepuluh atau lima belas tahun, banyak usaha dikerahkan untuk memnberikan kesempatan dagang yang lebih adil di Afrika, penghapusan utang, penanganan penyakit, tetapi dengan diabaikannya pemanasan global, maka usaha-usaha bagus tersebut tidak menghasilkan apa-apa."

"Jadi kecuali kalau kita mengatasi perubahan iklim dan menyediakan sumber daya yang diperlukan serta menerapkan kebijakan yang ramah iklim maka kemiskinan di Afrika tidak akan ada akhirnya dan keadaan akan bertambah buruk." kata Andrew Simms.

Laporan ini muncul dua minggu sebelum pertemuan penting mengenai perubahan cuaca akan dilangsungkan di Nairobi, dimana para delegasi akan memantau kemajuan yang dicapai oleh persetujuan Kyoto, yang mensyaratkan negara-negara industri maju untuk memotong gas emisi rumah kaca, rata-rata 5,2 persen dari level di tahun 1990, di periode 2008-2012.

Para delegasi juga akan mempertimbangkan sistem baru yang akan dipakai bilayang sekarang sudah berakhir.

No comments: